BRPSDI MELAKUKAN INISIASI KERJASAMA RISET DENGAN POLTEK INDORAMA
BRPSDI News – Kamis 11 Oktober 2018, Kepala BRPSDI, Prof. Dr. Krismono, MS & Andika Luky menyambut baik kedatangan perwakilan Politeknik Enjinering Indorama, yakni Bapak Ir. Aris Suryadi, ST., MT., IPM. ke BRPSDI dalam rangka inisiasi kerjasama riset dengan Poltek Indorama. Pada kesempatan ini, dilakukan inisiasi kerjasama riset terkait pembuatan alat pengumpul ikan elektronik yg dilengkapi fungsi untuk memantau kualitas air dan aerator. Hal ini diperlukan untuk mendukung riset mengenai Culture Based Fisheries (CBF) yang telah berjalan. Semoga kegiatan inisiasi ini dapat berlanjut dan memiliki dampak positif bagi masyarakat.
ASESMEN ULANG REAKREDITASI LABORATORIUM PENGUJIAN BRPSDI
BRPSDI News – 4 Oktober 2018 BRPSDI menyambut baik tim assesor Komite Akreditasi Nasional dalam rangka asesmen ulang reakreditasi lab pengujian BRPSDI, yakni Dra. Budi Susilowati (BKIPM), Tanti Yulianti, M. Si (BPOM) & Rani Gustia, S. si (KAN). Asesmen ulang ini dilakukan mengingat status akreditasi laboratorium pengujian BRPSDI (LPN-883-IDN) akan berakhir pada tanggal 24 Februari 2019. Asesmen ulang dilakukan dengan mempertahankan lingkup yang sudah terakreditasi yaitu nitrit dan ortofosfat serta rencana penambahan ruang lingkup, yaitu: Cr Total, Pb, Fe, fitoplankton dan food habits / jenis komposisi makanan alami ikan. Selama 2 hari, tim assesor melakukan asesmen penerapan sistem manajemen mutu lab berdasarkan ISO/IEC 17025:2017 pd lab kimia air, plankton & biologi. Di hari terakhir, tim assesor menyampaikan hasil asesmennya bahwa beberapa ketidaksesuaian yg ditemukan harus segera ditindaklanjuti.
SEGENAP PEGAWAI BRPSDI MELEPAS KEPINDAHAN SALAH SATU PEGAWAI BRPSDI
BRPSDI News - Kamis, 27 September 2018, segenap pegawai BRPSDI melepas kepindahan salah satu pegawai BRPSDI, yakni Aswar Rudi, ke Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros, Sulawesi terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2018. Kami segenap keluarga BRPSDI mengucapkan selamat dan sukses untuk Aswar Rudi dalam menjalankan tugas di tempat baru. Terima kasih atas jerih juang selama bekerja di BRPSDI
BRPSDINews - Selasa, 25 September 2018, tim Pusat Unggulan IPTEK (PUI) BRPSDI mengikuti Seleksi PUI Tahapan III Pembahasan Masterplan PUI Tahun 2019 – 2034 di Ruang Komisi Utama, Gedung II BPPT Lantai 3, Jl. MH. Thamrin No.8, Jakarta Pusat. Pada kesempatan tersebut, Kepala BRPSDI memaparkan masterplan PUI Pemulihan Sumber Daya Ikan di hadapan Pembahas, yaitu Dr. Iding Chaidir, M.Sc dari Dewan Riset Nasional dan Dr. Ir. Endi Setiadi Kartamihardja, M.Sc dari Program FAO Indonesia serta Kepala Pusat Riset Perikanan, Dr. Ir. Toni Ruchimat, M.Sc. Masterplan berisi penguatan dan pengembangan fokus unggulan dan strategi rencana pencapaian target menuju penetapan sebagai PUI Pemulihan Sumber Daya Ikan. Proses diskusi berjalan dengan baik dan lancar selama kurang lebih 2 jam. Beberapa saran dan perbaikan yang diterima selama diskusi pembahasan masterplan menjadi bahan perbaikan bagi tim PUI BRPSDI sebelum disubmit ulang pada Jumat, 28 September 2018.
Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI), merupakan unit pelaksana teknis dibawah Pusat Riset Perikanan-BRSDM KP-KKP. BRPSDI merupakan satu-satunya lembaga riset di Indonesia yang melakukan riset pemulihan sumber daya ikan di perairan umum daratan maupun laut. Output hasil riset berupa teknologi dan kebijakan pemulihan sumber daya ikan diperoleh berdasarkan data dan informasi degradasi sumber daya ikan dari balai riset lainnya dibawah Pusat Riset Perikanan yang berorientasi pada produk budidaya dan stok sumber daya ikan. Output hasil riset BRPSDI telah dimanfaatkan oleh lembaga internal KKP (Dirjen Teknis dan BKIPM) dan Eksternal (Pemda, NGO, Swasta dan Masayarakat KP).
Ditetapkan BRPSDI menjadi PUI menjadi harapan besar untuk lebih memantapkan penyebaran kapasitas output hasil riset tidak hanya nasional juga internasional. Degradasi sumber daya ikan mengakibatkan penurunan produksi ikan dan kerusakan habitatnya, oleh karena itu perlu dilakukan langkah pemulihan yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan (sustainability) yang merupakan salah satu pilar pembangunan kelautan perikanan saling terintegrasi yaitu kedaulatan (sovereignity), keberlanjutan (sustainability), dan kemakmuran (prosperity). Pembangunan KKP adalah merupakan integrasi dari 9 agenda prioritas pembangunan nasional (NAWA CITA) yang berlandaskan pada pembangunan RPJMN 2015-2019. Oleh sebab itu BRPSDI mengusulkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI)dibawah Kemenristek Dikti dengan tema “Pemulihan Sumber Daya Ikan”dengan ruang lingkup meliputi konservasi ekosistem dan jenis, rehabilitas habitat, dan stoking/penebaran (restocking dan introduksi jenis baru). Ruang lingkup tersebut dijabarkan dalam kegiatan untuk menguatkan institusi dalam menghadapi tantangan kedepan, untuk menuju cita-cita institusi sebagai center of excellence pemulihan sumber daya ikan yang dikenal baik nasional maupun internasional. Strategi pencapaian target fokus unggulan BRPSDI yaitu “Pemulihan Sumber Daya Ikan“ sebagai Pusat Ungggulan Iptek dibagi dalam tiga komponen: Absorptive Capacity, Research and Development Capacity, dan Disseminating Capacity, selanjutnya akan diuraikan dalam Masterplan yang terbagi dalam strategi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
KOORDINASI KOMITE PELAKSANA TEKNIS KERJASAMA: “MAINSTREAM BIODIVERSITY CONSERVATION AND SUSTAINABLE INTO INLAND FISHERIES PRACTICE IN FRESHWATER ECOSYSTEM OF HIGH CONSERVATION VALUE (I-FISH)”
BRPSDI News – Kilas Balik Pada tanggal 13-14 September 2018, Kepala Balai, Dr Joni haryadi dan peneliti BRPSDI, Masayu Rahmia Anwar Putri menghadiri pertemuan koordinasi Komite Pelaksana teknis kerjasama “Mainstream biodiversity conservation and sustainable into inland fisheries practice in freshwater ecosystem of high conservation value (I-Fish)”. Acara ini dilaksanakan di Ruang rapat aula Balai Riset Perikanan Laut, Bogor. Acara dilakukan untuk sinkronisasi detail rencana kerja tahun 2018 antara pemerintah pusat dengan konsultan nasional proyek Ifish. Selain BRPSDI, Peserta yang diundang dalam acara ini berasal dari berbagai lembaga lingkup BRSDMKP, sekjen KKPP, DJPT, DJPB, DJPDS, DJPRL, Kementan, KLHK, Kementetrian ESDM, IFRDMD, FAO dan konsultan proyek nasional.
BRPSDI News – Hari ini 17 September 2018, Kepala Balai Dr. Joni Haryadi D, M.Sc beserta Plt Pelayanan Teknis Yayuk Sugianti melakukan rapat kegiatan di Ruang Kepala Balai bersama Bapak. Tedjo Sukmono, S. Si, M. Si. mewakili PMI dan Universitas Jambi Fakultas Sains & Teknologi terkait Rencana Kerjasama Riset 2018-2019 mengenai publikasi, PKL, dan Seminar.
BRPSDI News, Jakarta 13 September 2018 – “Upaya pencegahan dan pengendalian bisa dilakukan asalkan pembudidaya mematuhi peraturan dan mengikuti himbauan. Diperlukan juga ketegasan dari pemerintah daerah atau dinas setempat untuk melarang para pembudidaya melaksanakan budidaya di bulan-bulan yang masuk dalam kategori bahaya,” tegas Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja saat temu media terkait kematian massal ikan (13/9).
Dalam rangka mengatasi faktor alam dan meminimalisir peristiwa kematian massal ikan, BRSDMtelah mengeluarkan rekomendasi berupa kalender ‘Prediksi Kematian Massal Ikan’ dan skema ‘Alur Penanganan Kematian Massal Ikan’, yang berisikan data dan informasi penyebab kematian massal ikan KJA, termasuk upaya penanggulangannya sebagai bagian upaya pencegahan dan pengendalian peristiwa kematian massal ikan kembali terjadi.
Kalender prediksi dan skema alur penanganan ini dapat membangun kesadaran pembudidaya dan para pengambil kebijakan untuk tidak menganggap sepele setiap kasus kematian massal ikan,” terang Sjarief.
Lebih lanjut disampaikan oleh Kepala Pusat Riset Perikanan Dr. Toni Ruchimat, bahwa berdasarkan hasil penelitian di lapangan, terdapat 3 kategori dalam kalender Prediksi Kematian Massal yang patut dicermati, yakni kategori aman, waspada dan bahaya.
“Pada kategori aman, para pembudidaya KJA dapat melakukan kegiatan budidaya sesuai dengan standar dan daya dukung serta zonasi yang telah dilakukan. Sedangkan pada kategori waspada, para pembudidaya KJA di minta untuk mengurangi pemberian pakan, kurangi padat tebar ikan dalam KJA, memperhatikan perubahan kondisi lingkungan perairan, hingga melakukan panen lebih awal,” tutur Toni.
Disamping itu, lanjut Toni, terdapat peringatan dini yang harus dicermati para pembudidaya KJA, yakni jika temperatur air di KJA rendah, oksigen terlarut rendah (< 3mg/L), angin dan mendung sepanjang hari, serta terjadi hujan lebat terus menerus, maka dipastikan akan memasuki kategori bahaya.
“Memasuki kategori bahaya, seluruh pembudidaya diminta untuk melakukan pemanenan ikan yang siap panen, menghentikan kegiatan budidaya, memelihara ikan yang tahan terhadap kondisi perairan yang jelek, penambahan aerasi,serta relokasi KJA ke lokasi yang lebih dalam,” jelasnya.
Bersamaan dengan kalender prediksi kematian massal, BRSDM juga memiliki skema alur penanganan kematian massal ikan di KJA sebagai cara penanganan kematian massal ikan di KJA.
Untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan pengendalian kematian massal ikan KJA di perairan danau atau waduk, KKP memiliki rekomendasi, diantaranya dengan penggunaan eceng gondok unuk memperbaiki kualitas air, karena eceng gondok memiliki kemampuan menyerap logam berat dan residu pestisida. Akar dari tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes) mempunyai sifat biologis sebagai penyaring air yang tercemar oleh berbagai bahan kimia buatan industri.
Pembudidaya juga dapat menggunakan hasil penelitian KKP berupa Buoy Pluto untuk peringatan dini pencemaran perairan. Buoy Pluto merupakan alat pemantau kualitas air yang dapat diakses melalui internet (sistem telemetri). Dengan alat ini, para pembudidaya dapat memahami dan membaca keadaan lingkungan penyebab umbalan.
Selain itu, KKP juga memiliki KJA Sistem Manajemen Air dengan Resirkulasi dan Tanaman (SMART) yang merupakan sistem budidaya KJA dengan meminimalisir masukan bahan pencemar organik yang berasal dari pakan yang terbuang dari limbah budidaya KJA. KJA SMART memadukan sistem semi resirkulasi, akuaponik dan filtrasi fisik. Dengan menerapkan KJA SMART, diharapkan dapat menjadi solusi terhadap perbaikan dan konservasi perairan.
Untuk mengurangi dampak negatif pakan yang tidak termakan ikan budidaya, dapat dilakukan dengan menerapkan budidaya ikan dalam KJA ganda, karena ikan yang dipelihara dalam jaring lapisan kedua (bagian luar) tidak diberi makan dan hanya mengandalkan makanan yang tidak termakan ikan utama yang dipelihara dalam jaring lapisan kesatu (bagian dalam).
Disamping itu, peningkatan produksi perairan umum juga dapat dilakukan melalui Culture-Based Fisheries (CBF). Program CBF memiliki manfaat untuk menjaga lingkungan dan kualitas air danau atau waduk serta meningkatkan ekonomi nelayan lokal.
BRPSDI - Kamis, 13 September 2018, Peneliti BRPSDI (Agus Arifin Sentosa) menjadi salah satu pemakalah dalam Seminar Bentang Laut Lesser Sunda dan Bismarck Solomon yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bekerjasama dengan Departemen MSP FPIK IPB di IPB International Convention Center, Baranangsiang, Bogor.
BRPSDI - Kilas balik Kamis 13 September 2018, Tim PUI BRPSDI mengikuti Forum Persiapan Masterplan Pusat Unggulan Iptek pada di Kemenristekdikti sebagai persiapan dalam rangka Pelaksanaan Pembahasan Masterplan PUI.
BRPSDI – Kamis, 13 September 2018, Kepala Balai Dr. Joni Haryadi, D. M.Sc dan Prof. Drs. Krismono MS, menghadiri Press Conference dengan tema “Kematian Massal Ikan” yang bertempat di Ruang Rapat Utama Lt.7 GMB III, Jalan Medan Merdeka Timur No.16, Jakarta Pusat. Beberapa hal yang disampaikan dalam kegiatan tersebut adalah upaya pencegahan, pengendalian dan penanganan kematian massal ikan untuk budidaya ikan pada Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan Danau atau Waduk.