Sidebar

Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan
  • Beranda
  • Profil BRPSDI
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Tugas dan Fungsi
    • Fasilitas (Sarana/Prasarana)
    • SDM
      • Data Pegawai
    • KODE ETIK
    • Dokumen Pendukung
      • RENSTRA
      • TAPJA
  • Layanan Publik
    • Perpustakaan
      • PUBLIKASI ILMIAH BRPSDI
        • TAHUN 2011
        • TAHUN 2012
        • TAHUN 2013
        • TAHUN 2014
        • TAHUN 2015
        • TAHUN 2016
      • PUBLIKASI ILMIAH UMUM
        • TAHUN 2006
      • BUKU PUBLIKASI
    • Layanan Laboratorium
      • Laboratorium Kimia Air & Logam Berat (SNI ISO/IEC 17025:2017)
      • Laboratorium Biologi (SNI ISO/IEC 17025:2017)
      • Laboratorium Micronekton (Plankton & larva)
      • Laboratorium Genetik
      • Laboratorium Benthos
      • Surat Keputusan
      • Besaran Harga Sampel
    • Kunjungan
    • Magang
    • Dokumen
    • Standar Operasional Prosedur
    • Sarana Layanan Publik
  • Penelitian
    • Program Penelitian
      • KELTI Konservasi Kawasan
      • KELTI Konservasi Jenis dan Genetik
      • KELTI Pemulihan dan Rehabilitasi Habitat
      • Crash Program
      • Program APBNP
    • Hasil Penelitian
      • Tahun 2016
      • KPPUD
      • WPP
      • Crash Program
  • Kinerja
    • Laporan 2011
    • Laporan 2012
    • Laporan 2013
    • Laporan 2014
    • Laporan 2015
    • Laporan 2016
    • Laporan 2017
    • Laporan 2018
    • Laporan 2019
    • Laporan 2020
    • Laporan 2021
  • FORUM
    • FNPSI-I
    • FNPSI-II
    • FNPSI-III
    • FNPKSI-IV
    • FNPKSI-V
  • Kontak
  • KERJASAMA
    • SEAFDEC

LAB BRPSDI MENGIKUTI KEGIATAN UJI BANDING YANG DISELENGGARAKAN OLEH LAB PROLING IPB

 

BRPSDI News - Uji banding atau uji profisiensi merupakan salah satu program penjaminan validitas hasil yang dipersyaratkan dalam ISO/IEC 17025:2017. Dengan uji banding atau uji profisiensi, laboratorium dapat memantau kinerjanya dibandingkan dengan hasil laboratorium lain (eksternal).

Pada tanggal 16-17 Maret 2021, Lab BRPSDI mengikuti kegiatan uji banding yang diselenggarakan oleh Lab Proling IPB. Karena kondisi pandemi, uji banding dilakukan secara cara online dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Pembukaan dan pengantar uji banding dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2021 yang di sampaikan oleh Ibu Niken T.M. Pratiwi sebagai penanggungjawab kegiatan uji banding.

Parameter uji banding meliputi pengujian fitoplankton, zooplankton dan bentos. Sebanyak 9 laboratorium yang terwakili dari instansi pemerintah, BUMN, maupun swasta ikut berpartisipasi dalam kegiatan uji banding ini.

Peserta uji  banding dari Lab BRPSDI adalah personel Lab Plankton & Larva yakni Ibu Astri Suryandari sebagai Penyelia dan 2 orang analis, serta personel Lab Bentos yakni Bapak Danu Wijaya sebagai Penyelia dan 1 orang analis.

Pengamatan dilakukan tanggal 16-17 Maret 2021 dan penyampaian hasil selambatnya tanggal 17 Maret 2021. Hasil pengamatan selanjutnya akan dilakukan analisis similarity oleh Lab Proling IPB dengan standar kesamaan minimal 80%.

Uji banding antar analis di Lab Biologi pada parameter food habit telah dilaksanakan pada bulan Februari 2021 dengan personel Bapak Danu Wijaya sebagai Penyelia dan 2 orang analis.

Selanjutnya, uji Banding Lab Kimia pada parameter nitrit, fosfat, nitrat, TOM, BOD5, logam berat, dan lainnya direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Agustus dengan personel Bapak Dedi Sumarno sebagai Penyelia dan 2 orang analis.

Momentum uji banding diharapkan dapat menunjukkan unjuk kerja dan jaminan mutu hasil uji Lab BRPSDI sebagai Laboratorium uji yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan.

SOSOK PENELITI UTAMA BRPSDI, PROF. DR. DRS. KRISMONO, MS

BRPSDI News – Simak sosok peneliti utama BRPSDI, yakni Prof. Dr. Drs. Krismono, MS yang termuat dalam koran Kompas yang terbit pada Jumat 12 Maret 2021 dan 

simak pula podcast wawancara radio Idola Semarang bersama Prof Krismono, peneliti utama BRPSDI, mengenai ancaman, masa depan, dan upaya penyelamatan ikan lokal di Indonesia 😊

 

Sahabat Bahari bisa dengarkan melalui link berikut:

https://hearthis.at/radioidolasmg/2021-03-15-ngobrol-bareng-prof-krismono/

KOORDINASI TINDAK LANJUT TEMUAN SURVAILANCE II

BRPSDI News - Senin, 8 Maret 2021, personel Lab BRPSDI yang diwakili oleh Manajer Teknis, Deputi Manajer Teknis, dan para Penyelia berkoordinasi untuk menindaklanjuti temuan survailance II oleh KAN yang sdh dilaksanakan di tanggal 26 Februari 2021. Dalam pertemuan ini dibahas akar penyebab yang menimbulkan ketidaksesuaian serta tindakan koreksi dan tindakan perbaikan yang menutup akar penyebab sehingga tidak berulang.

Hasil pertemuan disosialisasikan ke personel lab lainnya u/ segera dilaksanakan & dibuat bukti tindakan koreksi & tindakan perbaikannnya. Target seluruh tindakan koreksi dan perbaikan dapat diselesaikan tgl 26 Maret 2021 untuk segera diupload & didokumentasikan melalui app KANMIS

SOSIALISASI PENILAIAN DUPAK JABATAN FUNGSIONAL DENGAN APLIKASI E-PUSPA

BRPSDI News - Hari Jumat, Tanggal 5 Maret 2021, Teknisi Litkayasa dan Pranata Humas BRPSDI didampingi oleh Pelaksana Kepegawaian mengikuti sosialisasi penilaian Dupak Jabatan Fungsional dengan Aplikasi e-Puspa oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan.

Sosialisasi dilakukan secara daring dengan narasumber dari Pusat Data dan Informasi, KKP. Jabatan fungsional termasuk teknisi litkayasa diwajibkan untuk melakukan penilaian angka kredit dengan mengupload dokumen pada sistem aplikasi tersebut secara mandiri.

Dengan adanya aplikasi e-Puspa diharapkan penilaian angka kredit jabatan fungsional dapat lebih efektif, efisien, dan berbasis elektronik.

RENCANA AKSI SINERGITAS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ANTARA PUSAT RISET PERIKANAN - BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN DINAS PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN SUMEDANG

BRPSDI News - Pada tanggal 26 Februari 2021, sekitar Pukul 09.30 WIB, bertempat di Aula Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama terkait Rencana Aksi Sinergitas Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan antara Pusat Riset Perikanan - Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dengan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumedang.

Rencana Aksi tersebut dibuat untuk kerja sama terkait Optimalisasi Pengelolaan Perikanan Di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Bapak dr. H. Hilman Taufik Wijaya Somantri, M.Kes selaku Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumedang dan Ibu Yayan Hikmayani, S.Pi., M.Si selaku Kepala Pusat Riset Perikanan.

Perjanjian kerja sama tersebut berlaku selama tiga tahun untuk pelaksanaan kajian meliputi: status potensi, komposisi sumberdaya ikan, status kondisi perairan, peta zonasi tentang jumlah nelayan - jumlah alat tangkap yang sesuai, dan penataan kelembagaan di Waduk Jatigede. Teknis rinci terkait pelaksanaan kerja sama tersebut akan dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja yang akan disusun kemudian.

Melalui kerja sama ini, diharapkan terdapat rekomendasi terkait optimalisasi pengelolaan perikanan di Waduk Jatigede untuk kesejahteraan masyarakat setempat.

Setelah penandatanganan kerja sama selesai dilakukan, perwakilan tim dari Pusat Riset Perikanan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumedang didampingi oleh tim dari BRPSDI meninjau KJA SMART yang terdapat di Waduk Ir. H. Djuanda, Jatiluhur, Purwakarta.

KEPALA PUSAT PERIKANAN MELAKUKAN KUNJUNGAN KE BALAI RISET PEMULIHAN SUMBER DAYA IKAN (BRPSDI)

BRPSDI News - Pada hari Kamis tanggal 25 Februari 2021, Kepala Pusat Perikanan yakni Ibu Yayan Hikmayani melakukan kunjungan ke Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) dan memberikan arahan langsung kepada peneliti dan pegawai BRPSDI. Kepala Pusat memerintahkan BRPSDI membuat roadmap kegiatan riset pemulihan di seluruh wilayah Indonesia untuk 5 tahun ke depan, serta membuat buku paket teknologi yang sudah siap diadopsi oleh pengguna. Prioritas riset dalam roadmap harus sejalan dengan program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Pusat memberikan tantangan kepada peneliti BRPSDI untuk berkolaborasi dengan Balai Riset Perikanan Laut dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias, dan memberdayakan Pulau Kongsi sebagai stasiun penelitian monitoring, pemantauan dan pemulihan sumber daya ikan. Kepala Pusat juga membuka peluang kepada peneliti sebagai tenaga ahli dengan SOP permintaaan tenaga ahli harus melalui eselon I, yakni bersurat kepada Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan.

Kepala Pusat menjelaskan terkait pentingnya diseminasi hasil riset baik hasilnya berupa soft (konsep tata kelola) maupun hard (contohnya TKB, fishway, dsb) agar dapat diadopsi secara luas. Riset yang layak untuk diseminasikan adalah riset yang sudah siap pakai atau TKT level 7, Puriskan sebagai core atau penentu level TKT. Diseminasi dapat diramu dalam bentuk talkshow dan kuis agar lebih menarik dan tidak membosankan. Terkait publikasi hasil riset, Ibu yayan menyarankan menggunakan bahasa ilmiah populer yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Selanjutnya, Ibu Yayan berkunjung dan memantau langsung kegiatan di Laboratorium Genetik Ikan, Laboratorium Kimia, Laboratorium Plankton dan Larva, Labotorium Benthos, serta Laboratorium Biologi Ikan dengan didampingi oleh Plt Kepala Balai dan Sub Koordinator Pelayanan Teknis. Laboratorium didorong untuk semakin meningkatkan sarana dan prasarana yang dimiliki sehingga dihasilkan data riset yang baik dan berkualitas. Pada akhir kunjungan, Ibu Yayan juga berkunjung ke rumah dinas pegawai yang ada di Munjul dengan didampingi oleh Plt Kepala Balai dan Sub Koordinator Tata Usaha untuk melakukan pemantauan terhadap aset Barang Milik Negara.

SURVAILEN II OLEH KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN) SECARA VIRTUAL

BRPSDI News - Pada hari Selasa, 23 Februari 2021, Laboratorium Pengujian BRPSDI (LP-883-IDN) melaksanakan asesmen eksternal, yaitu Survailen II oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) secara virtual.

Terdapat dua asesor KAN pada survailen II tersebut, yaitu Tati Ariyanti (Ketua Asesor) dan Loise Riani Sirait (Anggota) yang akan melakukan penilaian kesesuaian implementasi ISO/IEC 17025:2017 pada ruang lingkup yang terakreditasi di Lab. BRPSDI meliputi bidang Manajemen dan Teknis di Laboratorium Kimia Air (paramater kadar nitrit, fosfat, Cr total, dan Fe), Laboratorium Plankton dan Larva (parameter jumlah fitoplankton) dan Laboratorium Biologi Ikan (parameter indeks preponderance makanan alami ikan).

 

Pembukaan Survailen II dilakukan Pukul 08.00 WIB oleh Plt. Manajer Puncak (Nanang Widarmanto) melalui media Zoom. Kemudian setelah pembukaan dilanjutkan dengan perkenalan asesor, penjelasan tujuan survailen, konfirmasi ruang lingkup dan pendamping, serta penjelasan mengenai fasilitas dan kegiatan di Lab. BRPSDI.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan utama, yaitu assesmen pemenuhan persyaratan umum, struktural, sumberdaya, manajemen dan persyaratan proses/teknis oleh masing-masing asesor.

Hasil ringkasan temuan pada remote asesmen (survailen II) sesuai ISO/IEC 17025:2017 di Laboratorium BRPSDI Jatiluhur, Purwakarta yaitu masih ditemukan ketidaksesuaian kategori II dan kategori observasi. Laboratorium perlu meningkatkan implementasi secara konsisten dari persyaratan umum, persyaratan sumberdaya,  persyaratan proses dan persyaratan manajemen..

Status akreditasi di Lab BRSPDI Jatiluhur, Purwakarta dapat direkomendasikan untuk dipertahankan apabila laboratorium menindaklanjuti seluruh temuan pada survailen II ini dan diverifikasi oleh Tim asesor dengan status memenuhi. Adapun perbaikan Survailen II tersebut harus dapat diselesaikan selama dua bulan paling lambat pada tanggal 26 April 2021.

FENOMENA KEMATIAN MASSAL IKAN DI KERAMBA JARING APUNG (KJA) WADUK JATILUHUR PADA JANUARI – FEBRUARI 2021

 

Waduk Ir. H. Djuanda atau lebih populer disebut sebagai Waduk Jatiluhur merupakan salah satu waduk serbaguna dengan fungsi utama sebagai pembangkit listrik tenaga air, bahan baku air minum, irigasi, dan pencegah banjir. Kawasan perairan waduk tersebut juga berperan sebagai wadah bagi usaha perikanan budidaya, terutama budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA). Keberadaan KJA telah menghidupkan aktivitas ekonomi perikanan di sekitar Waduk Jatiluhur sehingga turut berkontribusi dalam pencapaian target produksi perikanan budidaya, baik di tingkat Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat maupun target di tingkat nasional.

Usaha budidaya ikan di KJA di Waduk Jatiluhur setiap tahun selalu mengalami permasalahan yang sama, yaitu fenomena kematian massal yang umumnya lebih banyak disebabkan oleh umbalan atau upwelling. Umbalan adalah proses pembalikan air (turn over) dari lapisan air di atas ke bawah dan sebaliknya yang biasanya dipicu oleh curah hujan yang tinggi selama beberapa hari. Lapisan air di atas karena adanya masukan dari air hujan menyebabkan berat jenisnya meningkat sehingga terjadi arus balik secara vertikal ke bawah. Namun sayangnya, lapisan air di dasar waduk yang naik ke atas biasanya mengandung kadar oksigen terlarut (DO) yang rendah, bahkan nol disertai dengan adanya zat-zat toksik seperti H2S, amoniak dan lain-lain sehingga jika umbalan terjadi tentunya ikan-ikan yang sedang dibudidayakan relatif tidak bisa bertahan dan mati karena kekurangan oksigen dan paparan zat toksik.

Kejadian kematian massal ikan di Waduk Jatiluhur umum terjadi setiap tahun sejak tahun 1991 dan pada bulan Januari 2021 terjadi kembali peristiwa tersebut. Kejadian kematian massal pada awal tahun 2021 dimulai sejak sekitar tanggal 27 Januari 2021 yang saat itu masih bersifat sporadis, terutama di zona dekat Serpis dan zona inlet Sungai Citarum. Namun, kejadian tersebut semakin meluas hingga ke beberapa zona lainnya pada tanggal 31 Januari 2021. Kejadian tersebut dipicu oleh kondisi cuaca yang mendung dan hujan setiap hari sejak satu minggu sebelumnya sehingga sudah diprediksi berpotensi terjadi umbalan yang akan berdampak pada kematian massal ikan di KJA.

Kejadian kematian massal ikan pada tanggal 31 Januari 2021 terjadi hampir di sebagian besar titik di Waduk Jatiluhur, terutama di daerah Citerbang, Madang, Pasir Laya, Pasir Kole, Curug Apu, Leuwi Bolang, Gunung Buleud/Astap, Ancol, Cilangohar, Desa Cibinong, Desa Jatimekar dan Desa Kembang Kuning. Komoditas ikan budidaya yang terdampak kematian massal adalah ikan mas (Cyprinus carpio) sekitar 85% dan ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan mas relatif lebih rentan terdampak terhadap umbalan karena ikan tersebut tidak dapat beradaptasi dengan kondisi kadar DO yang rendah. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta, data jumlah kematian ikan KJA sejak tanggal 29 – 31 Januari 2021 sekitar 80,5 ton dengan estimasi kerugian sebesar Rp 2,8 milyar. Jumlah kematian massal ikan di KJA hampir sama dengan yang terjadi pada bulan Desember 2020 dengan total kematian sekitar 100 ton. Besarnya kerugian tersebut dihitung dari harga ikan dan harga pakan yang telah digunakan dalam pengusahaan budidaya ikan di KJA.

Tim BRPSDI pada tanggal 1 Februari 2021 berusaha untuk melakukan pengecekan ke beberapa titik di Waduk Jatiluhur pasca kematian massal ikan (Gambar 1). Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa fenomena kematian massal masih terjadi pada beberapa titik seperti di Tegal Laja, Citerbang dan Astap.

Gambar 1. Lokasi survei kematian massal ikan KJA Waduk Jatiluhur 1 Februari 2021

 

Di wilayah Tegal Laja dan Citerbang, ikan-ikan mas yang mati terlihat diangkat oleh pekerja di KJA. Beberapa KJA di wilayah tersebut tampak terdapat aerasi dengan pompa untuk meningkatkan kadar DO agar ikan-ikan mas yang ada masih bisa bertahan. Bangkai ikan mas yang mati tersebut biasanya dicoba untuk dimanfaatkan kembali untuk pakan ikan patin karena pembudidaya ikan di KJA di Waduk Jatiluhur sebagian besar menerapkan sistem budidaya ikan secara polikultur dengan komoditas ikan mas, nila dan patin. Namun sayangnya, di daerah Astap, ikan-ikan mas dan nila yang mati dibuang begitu saja ke perairan terbuka karena tidak ada ikan patin yang dibudiayakan. Kondisi tersebut menyebabkan waduk terlihat kotor karena banyak ikan-ikan mati yang mengambang di KJA.

Beberapa lokasi lainnya seperti di Zona 3, Zona 5 dan Zona 5 relatif belum terjadi kematian massal ikan walaupun kondisi ikan mas yang dibudidayakan sudah mulai menunjukkan gejala megap-megap atau tampak berada di permukaan untuk bernafas. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan terjadi kematian massal susulan apabila ikan tersebut tidak diberikan perlakuan aerasi atau dipanen lebih dini karena dengan kondisi cuaca yang masih mendung sepanjang hari berpotensi untuk terjadinya umbalan yang membawa lapisan air yang defisit oksigen serta mengandung zat-zat beracun.

Hasil pengukuran kualitas air selama survei lapangan menunjukkan bahwa kadar DO di titik pengamatan umumnya berada di bawah Baku Mutu Air Kelas III dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Rata-rata kadar DO selama survei adalah sebesar 1,34 ±1,023 mg/l dan nilainya bervariasi tergantung kedalaman (Gambar 3). Di daerah Citerbang, Tegal Laja dan Astap bahkan kedalaman di permukaan hingga kedalaman 3 m sudah di bawah 1 mg/l. Nilai baku mutu DO untuk usaha budidaya ikan (Kelas III) adalah 3 mg/l dan nilai DO di lokasi relatif lebih rendah dari 3 mg/l sehingga kualitas perairan pada kejadian kematian massal ikan ini kurang layak.

Gambar 3. Kadar DO di lokasi survei (1 Februari 2021)

 

Effendi (2003) menyatakan bahwa kadar DO < 2 mg/l dapat mengakibatkan kematian ikan sehingga kematian massal ikan di KJA di Waduk Jatiluhur memang disebabkan oleh deplesi DO. Kadar DO yang menurun secara drastis akan menyebabkan ikan langsung mengalami kematian. Kadar DO yang rendah juga memicu tingginya tingkat toksisitas (daya racun) beberapa zat seperti amoniak, H2S dan lain-lain sehingga dengan adanya umbalan yang disertai dengan rendahnya kadar DO akan berkolaborasi menjadi penyebab utama kematian massal ikan di KJA di Waduk Jatiluhur. Kondisi tersebut bisa semakin diperparah jika terdapat gelontoran air keluar dari Waduk Cirata yang masuk ke dalam inlet Waduk Jatiluhur yang biasanya mengandung kadar H2S dan DO yang sangat rendah.

Berdasarkan nilai potensi reduksi oksidasi (ORP) selama pengamatan, terlihat bahwa nilai ORP di daerah Citerbang dan Astap yang mengalami kematian massal paling parah cenderung menunjukkan nilai negatif mulai kedalaman 1 m. Nilai ORP yang negatif biasanya menunjukkan kondisi perairan yang bersifat anaerob. Dalam kondisi tersebut, daya toksik zat-zat beracun akan semakin meningkat. Beberapa lokasi yang nilai ORP-nya masih positif seperti di Zona 3, Zona 5 dan Cilalawi cenderung masih bersifat aerob sehingga relatif belum terlalu parah mengalami dampak umbalan yang menyebabkan kematian massal ikan seperti di daerah Citerbang dan Astap. Walaupun demikian, prinsip kehati-hatian perlu diterapkan mengingat jika kondisi cuaca di sekitar Waduk Jatiluhur masih mendung dan hujan selama beberapa hari ke depan dikhawatirkan akan memicu umbalan yang kemudian berdampak pada kematian massal ikan.

Gambar 4. Kadar ORP di lokasi survei (1 Februari 2021)

 

Fenomena umbalan yang menyebabkan kematian massal ikan yang terjadi setiap tahun tersebut oleh Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) telah dibuat Kalender Prediksi Kematian Ikan Massal di Waduk Ir. H. Djuanda. Berdasarkan kalender tersebut dimana pada sekitar bulan November hingga Maret merupakan kategori merah (Gambar 5) dimana peluang terjadinya kematian massal ikan di Waduk Jatiluhur cukup tinggi. Oleh karena itu, apabila terjadi fenomena kematian massal ikan pada bulan-bulan tersebut adalah suatu hal yang biasa. Permasalahannya adalah banyak pembudidaya ikan di KJA yang tidak mengikuti saran yang diberikan sehingga kerugian yang timbul akibat adanya kematian massal menjadi lebih besar. Beberapa saran tersebut antara lain:

  1. Segera melakukan pemanenan ikan yang siap panen,
  2. Menghentikan kegiatan budidaya atau mengurangi padat tebar ikan dan memperhatikan ukuran ikan yang ditebar,
  3. Memelihara ikan yang tahan terhadap kondisi perairan yang kurang baik seperti patin.
  4. Persiapan pengolahan pascapanen untuk mengantisipasi terjadinya kematian massal.

 

Gambar 5. Kalender Prediksi Kematian Ikan Massal di Waduk Ir. H. Djuanda 

FPIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN PROGRAM STUDI ILMU PERIKANAN, FPIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 CIREBON YANG MELAKSANAKAN PKL DI BRPSDI

BRPSDI News- Pada periode 11 Januari 2021 - 5 Februari 2021, kami menyambut baik teman-teman mahasiswa program studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK Universitas Diponegoro dan program studi Ilmu Perikanan, FPIK Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon yang melaksanakan PKL di BRPSDI.

Dengan tetap mematuhi protokol covid-19, kami membatasi jumlah mahasiswa yang akan melaksanakan PKL. Teman-teman mahasiswa pun diminta untuk melaksanakan rapid test terlebih dahulu sebelum melaksanakan PKL.

Kegiatan PKL di BRPSDI ini meliputi seminar proposal mahasiswa, perkenalan laboratorium pengujian BRPSDI, praktek pengambilan sampel di lapangan dengan tetap mematuhi protokol covid-19, proses pengamatan dan analisa di laboratorium, penyusunan laporan akhir, hingga melaksanakan seminar akhir melalui Zoom Meeting.

HASIL INOVASI & RISET TEKNOLOGI KELAUTAN PERIKANAN; CULTURE BASED FISHERIES (CBF)

BRPSDI News - Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KP terus berupaya melaksanakan percepatan proses hilirisasi hasil inovasi & riset KP, agar dpt memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Dengan salah satu hasil riset teknologi yaitu Culture Based Fisheries (CBF).

More Articles ...

  1. PENANDATANGANAN PERJANJIAN KONTRAK DENGAN REKAN-REKAN PPNPN BRPSDI UNTUK PERIODE 2021
  2. Laboratorium Pengujian Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI)
  3. MII WEBINAR SERIES 8
  4. PELANTIKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
  5. KUNJUNGAN PRINCIPLE HORIBA JEPANG
  6. ADHOC MEETING KE-4 PROJECT STEERING COMMITTEE
  7. PEMBAHASAN KEGIATAN FISHERIES REFUGIA BERSAMA DENGAN PROJET DIREKTUR SEAFDEC/UNEP/GEF FISHERIES REFUGIA PROJECT COORDINATING UNIT
  8. ORASI PROFESOR RISET BIDANG KEPAKARAN PEMULIHAN STOK DAN KONSERVASI IKAN TANGKAP
  9. BRPSDI BERSINERGI DALAM PENGELOLAAN & PELESTARIAN SUMBERDAYA CUMI BANGKA MELALUI PENGEMBANGAN MODEL FISHERIES REFUGIA
  10. IMPLEMENTASI SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PELAYANAN PUBLIK YANG TERINTEGRASI
Page 8 of 51
  • Start
  • Prev
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10
  • 11
  • 12
  • Next
  • End

Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan -- Created @ 2016   

By Edita Eka Prasetia, S.MB

      

Bootstrap is a front-end framework of Twitter, Inc. Code licensed under MIT License. Font Awesome font licensed under SIL OFL 1.1.